Kamis, 12 Agustus 2010

PREKURSOR GEMPA BUMI DENGAN METODE MAGNET

0 komentar
TUGAS RAMALAN GEMPA

PREKURSOR GEMPA BUMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNET


OLEH

PATRA MESIARI TARIGAN
13. 07. 1728


clip_image002[4]

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III
JURUSAN GEOFISIKA
AKADEMI METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
2010
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu daerah yang mempunyai aktivitas seismik tinggi sehingga negara kita masuk daftar sebagai negeri yang rawan terhadap gempa bumi. Hal ini disebabkan karena Indonesia merupakan pertemuan 3 lempeng tektonik besar yaitu Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Ketiga lempeng ini selalu bergerak relative satu terhadap yang lain setiap saat dengan kecepatan tertentu tiap tahunnya. Pergerakan lempeng ini menyebabkan tumbuhnya stress pada batuan. Batuan yang terus menerus mendapat stress lama-lama akan patah hal ini terjadi apabila batas kemampuan batuan untuk menahan stress telah terlampaui. Patahan inilah yang nantinya akan menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya gempa bumi. Dan patahan ini menyebabkan material-material dalam batuan mengalami perubahan, misalnya adanya anomali medan magnet, gravitasi, kandungan air, dan sifat radio aktif. Sampai saat ini belum ada yang dapat memprediksi kapan gempa bumi itu terjadi hal ini disebabkan karena gempa bumi berlangsung secara tiba-tiba sehingga tidak memberikan kesempatan untuk mengeluarkan sebuah peringatan. Karena tidak adanya peringatan ini sering kali gempa bumi menyebabkan kerusakan bangunan, ratusan bahkan ribuan korban jiwa, dapat memicu terjadinya gelombang tsunami,dsb. Oleh karena itu, perlu memantau gejala atau tanda sebelum terjadinya gempa ( precursor gempa). Hal ini dapat dilakukan dengan melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada material batuan sesaat gempa terjadi. Dari beberapa anomaly di atas kita dapat menggunakan metode magnet untuk study precursor gempa.

Senin, 09 Agustus 2010

Prediksi gempa bumi - Anomali Variasi Harian GPS TEC Ionosfer

1 komentar
Prekursor Ionosfer Gempabumi dari Anomali Variasi Harian
GPS TEC Ionosfer
Buldan Muslim1), Sarmoko Saroso1), The Houw Liong2)
Hasanuddin Z. A.3), dan Wedyanto3)
1)National Institute of Aeronautucs and Space (LAPAN), Bandung, Indonesia
2)Dept. of Physics, Bandung Institute of Technology, Bandung Indonesia
3)Geomagnetic and Geodesy Group, Bandung Institute of Technology, Bandung, Indonesia
Abstract
Total elektron content ionosfer (TEC) dapat diperoleh dari sebuah observasi dasar Global Positioning System (GPS). Kumpulan GPS terdiri dari 24 jumlah satelit., yang terdistribusi pada 6 orbit mengelilingi bumi pada ketinggian ~20200 km. masing-masing satelit menstranmisikan sinyal pada dua frekuensi (f1 = 1575,42 MHz dan f2 = 1227,60 MHz) dengan dua kode yang berbeda, C/A dan P(Y) dan dengan dua fase pengangkut yang berbeda, L1 dan L2. Karena ionosfer adalah sebuah medium yang menyebar, kecepatan perambatan gelombang elektromagnetik ditransmisikan oleh satelit GPS tergantung pada frekuensi gelombang radio. Kenaikan fase pengangkut dan keterlambatan pengelompokan sinyal GPS di ionosfer adalah sebanding dengan elektron content terintegrasi sepanjang perambatan garis edar satelit. Berdasarkan fase pengangkutan dan kode data pseudorange pengamatan oleh penerima GPS berlokasi di sekitar Indonesia, kami memperoleh TEC ionosfer meggunakan metode fase levelling. Tujuan menemukan hubungan anomali variasi harian dengan gempa-gempa besar di Indonesia dan area sekitarnya, kami menggunakan analisis harmonik dari pengamatan TEC pada beberapa stasiun GPS. Hasil dari analisis harmonik menampakkan bahwa amplitudo variasi harian dari TEC mengalami penurunan (anomali negatif) atau peningkatan (anomali positif) beberapa hari setelah gempa utama, dan mengggunakan analisis spasial dari anomali amplitudo, magnitude beberapa gempa besar dapat diperkirakan. Kemungkinan mekanisme anomali variasi harian GPS TEC ionosfer akan didiskusikan juga.

PERUBAHAN NILAI KORELASI DATA IONOSFER ANTAR STASIUN SEBAGAI PREKURSOR GEMPA BUMI

0 komentar
TUGAS RAMALAN GEMPA BUMI

PERUBAHAN NILAI KORELASI DATA IONOSFER ANTAR STASIUN SEBAGAI
PREKURSOR GEMPA BUMI


OLEH

Azhari Himawan
NPT. 13. 07. 1716


clip_image002



PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III
JURUSAN GEOFISIKA
AKADEMI METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
2010

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Gempa bumi banyak memberikan dampak yang buruk dalam kehidupan manusia. Bencana yang ditimbulkan oleh gempa bumi adalah efek sekunder dari gempa tersebut. Karena pada dasarnya manusia tidak akan meninggal karena getaran gempa. Jatuhnya korban justru dikarenakan tertimba runtuhan bangunan maupun ersapu gelombang tsunami.
Karena itu, para ilmuwan mulai mencari tanda-tanda sebelum terjadinya gempa. Karena untuk memprediksi gempa bumi pada saat ini adalah mustahil. Banyak metode yang digunakan untuk hal terebut diantaranya metode matematis-statistik dan metode fisis. Metode matematis-statistik dianggap cukup mampu untuk menjelaskan fenomena pengulangan siklus gempa bumi yang dinamakan periode ulang. Namun karena kompleksitas gaya yang bekerja pada bidang sumber gempa bumi, metode statistik periode ulang dianggap belum cukup untuk memprediksi gempa bumi dalam waktu yang spesifik pada saat akan terjadinya gempa bumi.
Belakangan, metode dengan memperhatikan kondisi fisis di sekitar titik pusat epicenter gempa semakin giat dikembangkan. Sebut saja pengukuran terhadap anomaly emisi gas radon, pengukuran air tanah, gejala geomagnet, dan gangguan pada konsentrasi electron di ionosfer sebelum terjadinya gempa bumi. Pengukuran perubahan sifat fisis tersebut sebelum terjadinya gempa bumi diharapkan memberikan petunjuk awal precursor prediksi gempa bumi dalam waktu yang singkat (short term prediction).

Yang ngurusin blog ini

 

Geofisika 43 AMG. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com